Ada yang menyebar harta tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa namun selalu berkekurangan. Siapa banyak memberi berkat diberi kelimpahan, siapa memberi minum akan diberi minum (Amsal).
Pepatah “hemat pangkal kaya” memang merupakan pedoman hidup yang baik dalam artian kita tidak boros, yaitu menggunakan uang dengan semena-mena, sehingga akhirnya kita tidak memiliki uang lagi untuk melanjutkan hidup. Dengan berhemat maka kita dapat membatasi pengeluaran untuk hal-hal yang dibutuhkan bukan yang diinginkan.
Tetapi ‘hemat ‘ menjadi tidak benar, bila untuk kebutuhan pun kita tidak mau mengeluarkan uang; kalau begini namanya bukan ‘hemat’ lagi tetapi ‘pelit / kikir’. Uang atau harta adalah titipan Tuhan agar kita dapat hidup dengan layak di dunia ini; bila kita tidak memiliki uang maka kita pun sulit untuk memuliakan Tuhan, karena fokus kita akan beralih dari Tuhan ke perut. Kita membutuhkan uang untuk hidup dan juga agar dapat melayaninya dengan baik.
Karena harta itu adalah titipan-Nya, maka hendaknya kita menggunakannya dengan baik; bukan disimpan terus, sehingga kebutuhan pun tidak terpenuhi, tetapi juga bukan untuk dihambur-hamburkan demi foya-foya. Gunakanlah harta tersebut untuk membantu mereka yang membutuhkan; ingat kita sudah menerimanya dari Tuhan dan sekarang saatnyalah untuk membalas kebaikan Tuhan dengan berbuat baik bagi sesama.
Marlah kita tengok ke sekeliling kita, apakah banyak yang kekurangan atau menderita? Sungguh sangat banyak yang kelaparan, sakit, dan menderita. Sekarang marilah lihat diri kita sendiri; ternyata kita sungguh berkelimpahan, memiliki pakaian dan sepatu yang bagus, telah mengecap pendidikan yang luar biasa, dan dikaruniai kesehatan. Memang kita pun tidak luput dari masalah, tetapi sekaranglah saatnya untuk melayani sesama dengan menggunakan semua kelebihan yang kita miliki. Mau?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar