Komunikasi adalah dasar atau inti dari cinta kasih dalam keluarga. Bila tidak ada komunikasi, maka di dalam keluarga tersebut pasti tidak ada cinta kasih. Suami mendiamkan istrinya, demikian juga sebaliknya. Ayah yang tidak pernah berbicara dengan anak-anaknya. Kondisi seperti ini dapat diibaratkan seperti tubuh yang tidak dialiri darah, sebentar lagi pasti akan mati. Komunikasi itu adalah ’darah’ dalam keluarga; dengan adanya komunikasi maka ’darah’ akan mengalir, sehingga keluarga itu akan hidup.
Rm. Alfons Sebatu, Pr., dalam kotbahnya di Gereja Katedral pada hari Minggu, 17 Mei 2009 jam 09.00, mengatakan ada empat tingkatan komunikasi, yaitu :
1. Basa-basi.
Yang terjadi dalam keluarga, hanyalah sapaan singkat, seperti : ”Apa kabar?”, ”Selamat pagi”, yang hanya akan dijawab secara singkat oleh lawan bicara, dan relatif tidak memberikan makna berarti.
2. Informasi
Setingkat di atas komunikasi basa-basi, hanya menyampaikan / menceritakan suatu kejadian, misalnya ”Ada kejadian apa di sekolah hari ini?”, ”Tadi di kantor, pak Direktur marah besar karena ...”.
3. Opini
Tingkatan komunikasi ini lebih tinggi lagi, karena mulai mengungkapkan pendapat pribadi. Seorang istri bertanya : ”Menurutmu, bagaimanakah rasa masakanku hari ini ?”. Sang suami menjawab : ”Wah ... masakan kamu hari ini luar biasa enak, tetapi akan lebih baik bila sedikit ditambah cabai agar lebih pedas”. Nah komunikasi yang terjadi dalam hal ini merupakan berada dalam tahap opini, karena suami mengeluarkan pendapat pribadinya.
4. Pengertian
Tingkatan komunikasi yang tertinggi ini melibatkan perasaan dan pengertian dari kedua belah pihak. Suami yang menyadari bahwa istrinya sedang tidak enak badan akan berkata : ”Ma, walaupun acara ini penting, tetapi Papa menyarankan Mama tidak usah pergi. Lebih baik Mama istirahat, Papa dapat pergi sendiri kok ..”. Dan istri yang penuh pengertian akan menjawab : ”Terimakasih atas pengertian Papa, lain kali pasti Mama akan menemani Papa dalam acara penting ini. Hati-hati di jalan Pa, dan semoga acaranya sukses”.
Komunikasi dalam keluarga akan terjalin dengan lebih baik bila telah mencapai tahapan pengertian. Pengertian juga dapat diwujudkan dalam bentuk sentuhan atau pelukan. Sudahkan hal ini ada dalam keluarga kita ? Semoga ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar