[SKDAG84]
Bukan berapa banyak anda telah bekerja untuk Tuhan, tetapi biarkanlah Tuhan bekerja pada diri anda sebanyak2nya. Jadilah alatNya yg berguna.
Seringkali kita mengatkan bahwa kita sudah bekerja untuk Tuhan. Apakah memang benar begitu ? Rasanya kebanyakan kerja tersebut kita lakukan hanya untuk menyenangkan dan menguntungkan diri kita sendiri. Misalnya saya mau menyumbang untuk pembangunan gereja, tetapi dengan tujuan agar saya dikenal sebagai seorang dermawan.
Marilah kita bekerja untuk Tuhan sesuai dengan kehendakNya. Untuk itu dengar pesanNya dan laksanakanlah kehendakNya. Dengan demikian kita menjadi alatNya yang berguna, karena kita melayani Dia dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati, tanpa ada keinginan terselubung di baliknya.
[SKDAG85]
Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh (Confusius). Jangan pernah putus asa !
Tidak ada orang yang tidak pernah gagal. Kita semua pasti pernah mengalami kegagalan, entah dalam hal pendidikan, bisnis, keluarga, bahkan juga dalam pelayanan. Kegagalan tersebut harus jagi pelajaran agar pada masa mendatang kita tidak melakukan kesalahan yang sama.
Tetapi kegagalan tersebut janganlah menjadi beban yang membuat kita terus menerus menyesalinya, dan merasa bersalah sehingga menganggap diri kita tidak layak lagi.
Tuhan menginginkan kita untuk bangkit kembali. Biarlah peristiwa masa lalu menjadi bahan refleksi, tetapi kita tetap harus melangkah ke masa depan. Karena itu janganlah pernah putus asa !
[SKDAG86]
Musisi menciptakan nada. Pelukis membuat lukisan. Mereka melakukannya untuk mencapai puncak kedamaian. Kita harus menjadi seperti yang kita pikirkan (Maslow)
Sesuai dengan talenta yang telah Tuhan berikan kepada kita, maka kita harus mengembangkan dan memanfaatkannya sehingga berguna bagi orang lain. Bila kita melakukannya dengan tulus, maka kita pun akan memperoleh suatu kepuasan tersendiri, yang dikatakan Maslow adalah untuk mencapai puncak kedamaian.
Kita harus menjadi seperti yang kita pikirkan. Sebagai apakah kita menganggap diri kita sendiri ? Bila kita menganggapnya sebagai orang yang baik, maka lakukanlah kebaikan bagi sesama. Bila kita menganggapnya sebagai orang yang berguna, lakukanlah sesuatu yang berguna / bermanfaat bagi orang lain. Bila kita menganggap diri kita sebagai seorang dokter, lakukanlah profesi tersebut dengan sepenuh hati untuk menolong nyawa orang lain.
[SKDAG87]
SESUNGGUHNYA tidak penting berapa lama kita hidup, 1 hari atau 100 th. Yang terpenting adalah apa yang telah kita lakukan selama hidup ini bermanfaat bagi orang lain.
Seringkali kita mengatakan kepada teman yang berulang tahun “Selamat panjang umur!”. Tujuan kita tentu saja baik dengan mengucapkan kalimat tersebut, tetapi apakah menyenangkan bila orang tersebut panjang umur tetapi dalam keadaan sakit, menderita, didera kemiskinan dll ?
Sesungguhnya kita tidak tahu sampai berapakah usia kita. Yang terpenting buat kita adalah memanfaatkan hari-hari yang telah diberikan Tuhan tersebut dengan sebaik-baiknya, agar dapat bermanfaat bagi keluarga, sanak saudara, bangsa dan dunia.
Marilah kita renungkan : “Apa yang sudah saya lakukan selama ini untuk kepentingan sesama ?”. Bila belum ada marilah kita lakukan sekarang, sebelum terlambat !
[SKDAG88]
Kehidupan seperti membuat kabel. Tiap hari kita merajut kawatnya satu per satu sehingga akhirnya kita tidak dapat menghancurkannya. Bangunlah kebiasaan positip agar hidup kita kuat.
Kebiasaan yang dibangun dari kecil sulit sekali untuk diubah. Untuk membuktikan hal tersebut cobala anda jawab pertanyaan saya ini : “Waktu anda memakai baju, tangan manakah yang anda masukkan lebih dahulu ?”.
Pada umumnya kita tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut dengan segera. Kita harus membayangkan proses memakai baju, tangan kanan atau kiri dulu yang kita masukkan. Waktu memakai baju kita tidak perlu berpikir lagi, karena semuanya telah dilakukan oleh otak bawah sadar, karena proses tersebut telah kita lakukan sejak kecil dan telah menjadi kebiasaan.
Sekarang cobalah anda balik cara pemakaian baju yang biasa anda lakukan. Bila biasa tangan kiri dulu yang masuk, sekarang coba tangan kanan dulu yang anda masukkan.
Ternyata agak aneh dan kita melakukannya dengan lebih sulit, dan ada sesuatu yang mengganjal (yang aneh) waktu dilakukan.
Itu semua menunjukkan bahwa kita sulit untuk mengubah kebiasaan yang telah tertanam lama. Bila yang ada dalam diri kita kebiasaan negatif, maka apakah jadinya dengan kehidupan kita. Karena itu marilah kita buang kebiasaan negatif, dan bangun kebiaaan positip agar berguna dan bermanfaat bagi kita dan sesama.
[SKDAG89]
Jika hati seperti air, jangan biarkan ia keruh.
Jika hati seperti awan, jangan biarkan ia mendung.
Jika hati seperti pelangi, hiasi ia dengan iman.
Bersukacitalah senantiasa
Lakukanlah segala sesuatu yang baik dan berguna bagi diri sendir dan juga bagi sesama. Janganlah menyakiti hati orang lain.
Bila anda sedang menghadapi suatu masalah, janganlah marah (apalagi menyalahi Tuhan), tetap cobalah selalu bersyukur dan bersukacita untuk semua hal tersebut. Pikirkanlah manfaat yang kita dapat di balik peristiwa yang tidak mengenakkan itu. Misalnya bila ada pesaing bisnis yang menggerogoti pangsa pasar kita, maka lihatlah ini sebagai rangsangan agar kita memperbaiki diri, baik dari segi produk, promosi dan lain-lain.
Bila kita sakit, cobalah lihat itu sebagai kesempatan untuk beristirahat dan melupakan rutinitas yang biasa kita lakukan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar