Ubah prinsip Take and Give menjadi Give and Receive.
Saat kita memberi, sebenarnya kita berkata : "Saya punya banyak", maka kita pun akan menerima lebih banyak lagi (LOA)
Ungkapan yang sering muncul dalam kehidupan sehari-hari adalah 'Take and Give', yang menggambarkan hubungan transaksi antara dua manusia. Bila direnungkan lebih mendalam, maka ungkapan tersebut menunjukkan bahwa kita diminta untuk mengambil dulu, baru memberi. Padahal seharusnya kan terbalik, berilah maka anda dapat mengambil.
Mario Teguh dalam salah satu acaranya, mengatakan bahwa daripada 'Take and Give', maka ia mengusulkan istilah yang lebih tepat, yaitu 'Give and Receive'. Ungkapan ini jelas sangat menarik karena menyatakan 'berilah, maka engkau akan menerimanya'. Beliau mengusulkan kata 'receive' sebagai pengganti 'take', yang berkonotasi negatif (take = mengambil), sedangkan receive (= menerima) berkesan tidak ada paksaan, tapi terserah yang memberi.
Dari prinsip LOA, kalau kita sering memberi, maka artinya kita menyatakan bahwa kita memiliki banyak. Karena kita berpikir seperti itu, maka kita pun akan memiliki yang lebih banyak lagi. Jadi berilah kepada orang lain sebanyak-banyaknya, dan jangan persoalkan segala sesuatu yang sudah anda berikan. Biarkan penerimanya menggunakan sesuai kehendak dan kebutuhannya.
Berubah serta Tetap Bersyukur, Penuh Sukacita dan Doa (SKDAG305)
Ucapkan Selamat Tinggal pada kebiasaan buruk anda.
Marilah kita selalu bersukacita, bersyukur dan tetap berdoa.
Sebagai manusia, maka kita harus berusaha untuk menjadi semakin baik dari hari ke hari. Bila ada hal-hal buruk pada kehidupan kita, maka marilah kita tinggalkan hal tersebut agar tidak menjadi penghambat.
Buat perubahan agar kita mendapatkan keberhasilan baru yang menarik dan memotivasi kita untuk terus melaksanakan kehidupan dengan lebih baik lagi. Rayakan keberhasilan yang telah kitaperoleh, karena hal ini akan membakar semangat kita untuk meraih keberhasilan lain lagi.
Tetapi atas semua hal yang terjadi dalam kehidupan kita, baik suka maupun duka, maka kiranya senantiasa kita selalu bersukacita (karena rencana Tuhan pasti indah pada akhirnya), bersyukur, dan tetaplah berdoa senantiasa. Amin.
Persahabatan muncul bila kamu menanam bibit cinta kasih, dan sahabat sejati tidak akan mempersoalkan apa pun, apalagi hal-hal yang kecil. Maukah kamu menjadi sahabatku?
Cinta kasih memang harus menjadi dasar dari seluruh tindakan yang kita lakukan, baik kepada Allah maupun kepada sesama. Segala sesuatu yang kita lakukan dengan dasar cinta kasih, maka akan kita lakukan dengan sepenuh hati dan tanpa beban. Hal inilah yang menimbulkan persahabatan di antara dua orang.
Bila mereka telah menjadi sahabat sejati, maka seringkali hubungannya menjadi melebihi hubungan saudara kandung. Nah menjadi sahabat sejati berarti sudah tidak ada pamrih lagi, karena mereka sudah saling membuka hati, saling memaafkan, dan saling menerima apa adanya.
Bila kita saling bersahabat, oh ... alangkah damai dan indahnya dunia ini. Marilah kita saling bersahabat ...
KASIH vs EGO (SKDAG307)
Milikilah hati yang tidak pernah membenci,
Milikilah senyum yang tidak pernah memudar,
Milikilah kata yang tidak pernah menyakiti,
Itulah tandanya Tuhan ada di hatimu.
Tuhan adalah KASIH. Manusia adalah ciptaan Tuhan yang terbaik, karena itu kiranya KASIH juga ada dalam diri kita, sehingga kita tidak membenci, selalu senyum, mengucapkan kata-kata yang baik, ... pokoknya hanya yang indah ada dalam diri kita.
Tetapi kenyataannya seringkali hal sebaliknya yang terjadi dengan diri kita. Mengapa ? Karena KASIH itu tertutup oleh EGO, yang ingin membenarkan dan mengagungkan diri sendiri. Marilah kita belajar mengutamakan KASIH untuk melawan EGO kita.
KASIH yang sejati ?
AHIMSA (tanpa kekerasan) merupakan etika yang tertinggi.
Bila masih ada yang melakukan kekerasan terhadap sesama, maka berarti dia tidak lebih baik dari binatang buas (Mahatma Gandhi)
Binatang buas pun memiliki KASIH terhadap anaknya. Ia akan menjaga dan memelihara anaknya dengan sepenuh hati, dan mempertahankannya dari serangan binatang lain. Tetapi manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang tertinggi, yang secitra dengan Dia, seringkali melakukan pekerjaan yang lebih rendah dari binatang buas, yaitu menyakiti sesama, bahkan banyak juga yang menyakiti keluarga sendiri. Di media massa akhir-akhir ini kita sering membaca, ibu yang meracuni anaknya, bapak yang menyakiti anaknya, bahkan ada yang menyetubuhi anak tirinya.
Wah ... ternyata kelakuan manusia memang banyak yang lebih rendah dari binatang. Ajaran Mahatma Gandhi tentang AHIMSA ini mengingatkan kita kembali untuk saling mengasihi. Hal serupa diungkapkan oleh Yesus dalam HUKUM KASIH Nya : "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri".
Anjing dan kucing dapat hidup damai.
1 komentar:
Semua KEBOHONGAN DAN KESESATAN ISLAM DIUNGKAPKAN DI BLOG INI -> BLOG MANTAN MUSLIM INDONESIA (klik disini)
Posting Komentar